Slider Frame

YouTube

Selamat Datang Di Deaf Wisata Pemandu

Seorang penyandang tunarungu menjadi pemandu wisata bagi wisatawan tunarungu di Indonesia. Dalam keheningan, mereka menemukan keindahan Indonesia yang bening. Mereka yang tunarungu bisa memberdayakan diri lewat beragam profesi.

Bali and Lombok

Bali, known as the Island of Gods had been the most popular tourist destination in Indonesia... Read More >

Java

Java is Indonesia’s main island and as the fifth largest island... Read More >

Sumatra

Sumatra, at the furthest west of Indonesia, is a gigantic island largely unexplored... Read More >

Flores Sumba

Flores, means flower in Portuguese, is a place of beauty like its name... Read More >

Sulawesi

Sulawesi is one of the four Greater Sunda Islands of Indonesia, being enormous in size and quite a number in population... Read More >

Papua Maluku

Papua, formerly known as Irian Jaya, is in the easternmost of Indonesia... Read More >

Thursday, 2 October 2014

Pesona Keindahan Danau Tiga Warna, Kelimutu

Danau ini oleh dunia disebut sebagai salah satu dari sembilan keajaiban dunia. Danau tiga warna terletak di Gunung Kelimutu, Flores,NTT. Di sana ada tiga danau yang berdekatan namun dengan warna-warna yang berbeda. Danau kawah tersebut adalah Tiwu Ata Polo (danau merah), Tiwu Nua Muri Kooh Fai (danau hijau) dan Tiwu Ata Mbupu (danau biru). Danau Kelimutu merupakan satu-satunya danau di dunia yang airnya dapat berubah setiap saat, dari merah menjadi hijau tua dan kemudian merah hati, hijau tua menjadi hijau muda, coklat kehitaman menjadi biru langit. Fenomena alam ini merupakan keajaiban.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJHqilB4yhG_t8VV9mBPiY4gQTCpLKF3JJnM9HHbmOL2l8rwo9xDuEbi2Sw81qlHzfg_QRQPFELC-f8bK-HnahNNgEgIHTDHDA1_eCkx5J_IR3jpQIXWQy2_bZ-XIG3jKWKuOEyIgU0es/s1600/3.jpg

Bagi anda yang hobi melakukan aktivitas alam, lakukanlah perjalanan ke Danau Tiga Warna, Kelimutu, yang berada di utara pulau Flores, tepatnya di Desa Pemo, Kecamatan Moni, Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Menurut beberapa sumber yang ditemui, waktu terbaik menikmati pemandangan di danau alami yang terletak di atas Gunung Kelimutu itu adalah pagi hari saat matahari terbit.

Perjalanan dapat ditempuh dari kota Ende yang memakan waktu kurang lebih dua jam dengan kecepatan standar. Untuk mendapatkan pemandangan sunrise yang menakjubkan, anda harus berangkat sekitar pukul 03.30 Wita.

http://farm5.static.flickr.com/4052/4462290866_3dea763a97.jpg

Akses transportasi menuju ke danau tersebut tidak begitu mudah, namun wisatawan lokal maupun asing biasa memilih untuk menyewa kendaraan lewat agen-agen wisata setempat, atau jika pandai mendekati masyarakat lokal, tidak sulit kita bisa menyewa sepeda motor mereka. Tapi jangan lupa untuk memeriksa kondisi kendaraan sebelumnya, jangan sampai wisata anda terganggu oleh kendala teknis yang diakibatkan karena kelalaian kita sendiri.

Atau jika kita tidak ingin terburu-buru berangkat dini hari, bisa juga memilih untuk menginap di beberapa home stay yang dikelola oleh penduduk sekitar dengan kisaran harga Rp 25.000 hingga Rp 50.000. Atau kita juga bisa menginap di cottage yang disediakan pemerintah setempat dengan kisaran harga Rp 50.000 hingga Rp 75.000. Semua tergantung kebutuhan anda.

Kurang lebih dua jam menyusuri jalan berkelok-kelok, jurang dan tebing di sisi-sisinya, serta kondisi jalanan yang kurang begitu mulus di beberapa bagian hingga kita bisa sampai di Kampung Moni, kampung yang terletak di kaki Gunung Kelimutu. Hawa dingin menyengat hingga ke tulang, pakaian tebal menjadi kewajiban bagi perjalanan kali ini. Oleh sebab itu, bagi anda yang memiliki alergi dingin, disarankan untuk memakai pakaian yang tebal.

Dari Kampung Moni, danau yang pernah masuk nominasi keajaiban dunia itu tinggal berjarak tempuh 45 menit saja. Jalan yang dilalui pun mulai menyempit dan menanjak. Namun pemandangan alam di sisi kiri dan kanan menjadi obat lelah dan membuat perjalanan penuh tantangan ini terasa menyenangkan.

Untuk memasuki taman nasional Kelimutu ini, kita hanya membayar retribusi sebesar Rp 2.000 saja. Untuk sampai ke bibir danau, kita masih harus menapaki anak tangga dan jalan bebatuan kurang lebih 20 menit. Kicauan burung dan suara serangga hutan menemani tiap langkah menuju danau yang terletak 1.690 meter di atas permukaan laut itu hingga kita sampai di titik pandang.

Tergores ciptaan Yang Maha Esa di depan mata, tiga danau berbentuk kawah yang terpisah di sisi kiri dan kanan. Jika disesuaikan dengan pandangan mata, danau di sebelah kiri berwarna hitam kecoklatan atau dalam bahasa daerah disebut Tiwu Ata Mbupu yang menurut kepercayaan masyarakat lokal, danau tersebut adalah persinggahan arwah-arwah orang tua.

Sedang yang di sebelah kanan, terdapat dua danau terpisah tebing tipis. Yang berwarna biru muda masyarakat lokal menyebutnya Tiwu Nuwa Muri Ko'o Fai atau danau persemayaman arwah muda-mudi, sedang yang paling kanan berwarna hijau tua bernama Tiwu Ata Polo, yang dipercaya sebagai persemayaman arwah orang-orang jahat.

Menurut warga lokal yang menemani di situ, anda termasuk orang yang beruntung jika dalam perjalanan bertemu seekor kera. Masyarakat setempat percaya bahwa danau tersebut adalah danau keramat dan memberikan kesuburan pada daerah sekitarnya, maka tak jarang sering diadakan upacara adat di danau tersebut di mana masyarakat memberikan persembahan hasil bumi kepada arwah di danau tersebut.

Perubahan alam dan kepercayaan abadi

Gunung Kelimutu pernah meletus pada tahun 1886 dan meninggalkan tiga kawah berbentuk danau yang warna airnya dapat berubah-ubah secara tak terduga, sesuai dengan kandungan mineral dan cuaca. Perubahan tak terduga warna air danau tersebut menjadikan misteri tersendiri yang belum mampu dipecahkan hingga sekarang.

Patut diketahui, dahulu danau ini pernah berwarna merah, putih dan biru. Bagai dua sisi mata uang yang tak mampu dipisahkan, perubahan alami berjalan harmonis dengan kepercayaan abadi masyarakat lokal membuat danau ajaib ini menjadi daya tarik sendiri bagi semua orang, terkhusus bagi anda penggiat alam bebas dan penggemar pemandangan alam.

Museum Gajah

Museum Nasional Republik Indonesia merupakan situs peninggalan bersejarah Belanda yang masih ada dan berdiri kokoh hingga sekarang di Kota Jakarta (Batavia). Awal mula berdirinya gedung ini adalah ketika Pemerintah Belanda membentuk sebuah lembaga perkumpulan intelektual dan ilmuwan Belanda yang ada di Batavia dengan nama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen pada tanggal 24 April 1778 M. Lembaga ini bertujuan mempromosikan penelitian di bidang seni dan ilmu pengetahuan—khususnya dalam bidang sejarah, arkeologi, etnografi—dan mempublikasikan penemuan-penemuan di bidang bersangkutan. Untuk menunjang kegiatan lembaga, Pemerintah Belanda membangun sebuah perpustakaan untuk menampung koleksi buku-buku dan benda-benda budaya yang disumbangkan oleh para pendiri dan anggotanya.

Museum GajahKarena semakin meningkatnya jumlah koleksi, sebuah gedung baru pun dibangun. Gedung baru ini diberi nama Literary Society. Literary Society digunakan oleh Pemerintah Belanda sebagai tempat menampung dan merawat koleksi-koleksi buku dan benda-benda temuan arkeologis, serta digunakan sebagai perpustakaan. Namun lambat laun, tepatnya pada tahun 1862 M, Pemerintah Hindia Belanda akhirnya mendirikan gedung baru lagi yang tidak hanya berfungsi sebagai perpustakaan maupun kantor saja, melainkan juga sebagai museum untuk merawat dan memamerkan koleksi-koleksi yang ada. Gedung baru inilah yang merupakan cikal bakal Museum Nasional Republik Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada tanggal 29 Februari 1950, gedung peninggalan bersejarah Belanda tersebut kemudian beralih fungsi menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia (Indonesia Culture Council). Lembaga ini tak bertahan lama. Sejak tanggal 17 September 1962, Pemerintah Indonesia mengambil alih pengelolaan lembaga dan menjadikannya sebagai Museum Pusat. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0092/0/1979, pada tanggal 28 Mei 1979, museum ini beralih nama secara resmi dari Museum Pusat menjadi Museum Nasional Republik Indonesia.

Walaupun secara resmi bernama Museum Nasional Republik Indonesia, namun museum ini oleh masyarakat umum lebih dikenal dengan nama Museum Gajah. Hal ini karena di museum ini terdapat patung gajah yang terbuat dari perunggu di halaman depannya. Patung gajah ini, konon, merupakan pemberian Raja Siam (Thailand) pada bulan Maret 1871 M. Selain itu, museum ini juga sering disebut sebagai Museum Arca, karena di dalamnya terdapat berbagai jenis dan bentuk arca/patung dari periode yang berbeda-beda dalam sejarah Nusantara.

Museum Nasional Republik Indonesia mempunyai gedung yang representatif dan nyaman. Museum ini terdiri dari dua unit gedung, yaitu Gedung Museum Nasional (Unit A) dan Gedung Arca (Unit B) yang dibangun sejak tahun 1996. Untuk gedung lama (Unit A), penataan pameran didasarkan pada jenis-jenis koleksi, baik berdasarkan keilmuan, bahan, maupun kedaerahan, seperti Ruang Prasejarah, Ruang Perunggu, dan lain-lain. Sedangkan penataan di Gedung Arca (Unit B), tidak lagi didasarkan pada jenis koleksi, melainkan mengarah pada tema berdasarkan aspek kebudayaan yang dibagi menjadi empat lantai. Lantai pertama bertemakan manusia dan lingkungan, lantai kedua bertema Iptek, lantai ketiga bertema organisasi sosial dan pola pemukiman, sedangkan lantai empat bertema khazanah emas dan keramik. Keseluruhan penataan ini dirangkum dalam tema “Keanekaan Budaya dalam Kesatuan”.


Keistimewaan

Museum Nasional Republik Indonesia mempunyai koleksi benda bersejarah yang sangat banyak, yakni sekitar 109.342 buah pada tahun 2001. Pada tahun 2006 jumlah koleksinya sudah melebihi 140.000 buah. Namun, baru sepertiganya saja yang dapat dipamerkan kepada khalayak. Hingga saat ini, tahun 2008, jumlah koleksi museum telah mencapai 141.899 buah. Karena jumlah koleksi yang begitu besar, museum ini tercatat sebagai museum terbesar di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara.

Wisatawan yang mengunjungi museum ini dapat menyaksikan koleksi benda-benda peninggalan sejarah dari seluruh Nusantara, di antaranya arca, prasasti, patung, artefak, senjata tradisional, alat kesenian tradisional, dan banyak lagi lainnya yang diklasifikasikan dalam tujuh kelompok, yakni koleksi prasejarah, arkeologi, keramik, numismatik (berhubungan dengan mata uang) dan heraldik (berhubungan dengan lambang kerajaan), sejarah, etnografi, dan geografi. Koleksi-koleksi tersebut dapat disaksikan dalam sembilan ruangan yang berbeda, yakni: Ruang Etnografi, Ruang Perunggu, Ruang Pra-Sejarah, Ruang Keramik, Ruang Tekstil, Ruang Numismatik & Heraldik, Ruang Relik Sejarah, Ruang Patung Batu, dan Ruang Khazanah.

Dalam ruangan-ruangan tersebut pengunjung dapat memilih dan melihat koleksi-koleksi museum sesuai dengan ketertarikan dan minatnya. Misalnya, bagi pengunjung yang ingin melihat koleksi benda-benda bersejarah yang terbuat dari emas dan batuan-batuan berharga peninggalan kerajaan-kerajaan yang pernah ada di Nusantara, dapat masuk ke Ruang Khazanah Emas. Ruang Khazanah Emas dibagi menjadi dua ruangan, yaitu Ruang Arkeologi dan Ruang Etnografi. Di ruangan ini wisatawan dapat melihat lebih dari 200 buah benda-benda bersejarah yang terbuat dari emas dan perak. Khusus di Ruang Etnografi terdapat benda-benda yang terbuat dari emas 14—24 karat dan banyak dihiasi oleh batu permata. Benda-benda di ruangan ini, menurut sejarahnya, banyak yang ditemukan secara tidak sengaja, bukan ditemukan lewat penggalian arkeologis. Sedangkan bagi pengujung yang mempunyai minat lain dapat menuju ruang-ruang yang sudah dibagi sesuai klasifikasi-klasifikasi ruang tersebut.

Secara umum, Museum ini mempunyai banyak koleksi benda-benda budaya dan benda-benda zaman prasejarah dari seluruh Nusantara, serta benda-benda peninggalan peradaban bangsa lain, seperti Asia Tenggara dan Eropa. Sumber koleksi di museum ini banyak berasal dari penggalian arkeologis, hibah kolektor, dan pembelian.

Lokasi

Museum Nasional Republik Indonesia terletak di sebelah barat Lapangan Merdeka, tepatnya berada di Jalan Merdeka Barat No.12, Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta, Indonesia.
D. Akses

Museum ini terletak di jantung Kota Jakarta. Akses mengunjungi museum ini tidak terlalu sulit. Dari kawasan Blok M, pengunjung dapat menggunakan bus Transjakarta menuju Kota, kemudian turun di Halte Monumen Nasional (Monas). Setelah itu, karena museum ini terletak di seberang halte, pengunjung dapat berjalan menuju lokasi. Tarif bus Transjakarta dari kawasan Blok M ke Kota sebesar Rp 3.500 (Mei 2008).


Harga tiket

Wisatawan yang berkunjung ke museum ini dikenai biaya yang berbeda-beda. Untuk pengunjung dewasa dikenai biaya sebesar Rp 1.000, sedangkan untuk pengunjung anak-anak (dibawah 17 tahun) dan pelajar dikenai biaya masuk sebesar Rp 250 (Mei 2008).

Museum ini dibuka pada hari Selasa hingga Minggu, sedangkan pada hari Senin dan hari besar tutup. Untuk hari Selasa hingga Kamis, museum buka pada pukul 08.30 hingga pukul 02.30 WIB. Sementara pada hari Jumat buka dari pukul 08.30 sampai pukul 11.30 WIB, dan untuk hari Sabtu pada pukul 08.30 hingga pukul 01.30 WIB.


Akomodasi dan Fasilitas Lainnya

Di Museum Nasional Republik Indonesia terdapat fasilitas-fasilitas penunjang, seperti tempat parkir luas yang terdapat di halaman depan dan lantai dasar gedung, pendingin ruangan (AC), toilet, tangga eskalator, lift, ruang lobi, dan ruang auditorium. Rencananya di museum ini juga akan dibangun beberapa fasilitas tambahan, di antaranya kafe dan toko cenderamata.

Selain itu, bagi wisatawan yang ingin berlama-lama menyaksikan koleksi-koleksi museum dan berniat menginap, tidak perlu khawatir, karena di sekitar museum terdapat banyak wisma, hotel, restoran, rumah makan, dan masjid.

Museum Batik Danar Hadi

Museum Batik Danar Hadi terletak di kota solo, Jawa Tengah. Di museum ini pengunjung bisa belajar membatik sambil melihat proses pembuatan batik tulis dan cap. Mulai dari awal pembuatan desain gambar skesta batik sampai pencelupan dan penjemuran batik.

Museum Batik Danar Hadi

Museum Batik Danar Hedi didirikan oleh H. Santosa Doellah yang juga merupakan pemilik perusahaan batik Danar Hadi bersama sang isteri, Ibu Santosa Doellah. Pada awalnya beliau prihatin pada pelestarian dan pengembangan seni kerajinan batik di Indonesia dan dunia. Hal ini yang menjadi motifasi beliau untuk menyumbangkan sesuatu yang bernilai terhadap seni tradisional yang terkenal sebagai ungkapan kehidupan serta filosofi budaya Jawa. AKhirnya museum pun didirikan dan diresmikan oleh Megawati Sukarno Putri pada 20 Oktober 2000 dengan nama “Galeri Batik Kuno Danar Hadi” yang saat ini berubah nama menjadi “Museum Batik Danar Hadi”.

Museum Batik Danar Hadi memiliki koleksi kain batik lebih dari 10.000 potong yang berhasil dikumpulkan dalam kurun 30 tahun lebih, 1.500 potong di antaranya diperoleh dari koleksi pribadi seorang kurator Museum Troupen, Belanda. Batik-batik itu berangka tahun pembuatan antara 1840-1910. Dengan jumlah yang demikian besar menjadikan museum ini menjadi museum batik terlengkap dibunia.

Koleksi batik ditertata dengan rapi sesuai jenisnya. Ada Batik Belanda, Batik Cina, Batik Jawa, Hakokai, Batik pengaruh India, Batik Karaton, Batik pengaruh Karaton, Batik Saudagaran, Batik Petani, Batik Indonesia dan Batik Danar Hadi. Setiap tujuh sampai sembilan bulan sekali, koleksi-koleksi pajangan ini diganti.

Beberapa Koleksi Batik Museum Danar Hadi

Ada beberapa koleksi batik di museum ini yang tergolong batik kuno dan berharga yang ternyata dibuat khusus bagi kaum waja dan bangsawan. Batik dengan motif-motif khusus tersebut rupanya dilarang dikenakan orang awam. Akibatnya, batik motif Parang Barong, Udan Liris, Semen Ageng, Semen Gurda dianggap sakral. Menurut informasi sebagian batik-batik ini diperoleh langsung dari empat istana di Solo dan Yogyakarta yakni Keraton Kasunanan Surakarta, Keraton Kasultanan Yogyakarta, Pura Mangkunegaran serta Pura Pakualaman.
Belajar Membuat Batik Sendiri

Di tempat ini, Anda juga dapat belajar dan belanja kain batik. Untuk mempelajari pembuatan batik, museum ini memiliki paket workshop pembuatan batik tulis satu warna selama lima hari.

Ada pula pajangan alat-alat kimia bahan pembuatan batik antara lain lilin dan alat-alat proses pembuatan batik seperti canting, kain mori, serta alat cap batik. Perjalanan proses kain mori putih asli mulai digambar sketsa sampai menjadi batik tulis, juga ada.

Setelah puas melihat museum, pengunjung bisa melihat proses pembuatan batik tulis dan cap. Pengunjung bisa mendekati karyawan yang jumlahnya ratusan saat tengah bekerja membatik tulis atau membatik cap untuk diajak bercakap-cakap mengenai proses pembuatan batik.

Proses Pembuatan batik Cap

Ruangannya terbuka untuk dikunjungi sampai ke dalam pabriknya. Mereka dengan ramah memberi penjelasan proses pembuatan batik. Setelah batik selesai ditulis dan dicap, batik kemudian mendapat proses pewarnaan, lalu dicelup dan dijemur sampai kering.

Inilah saat yang ditunggu-tunggu yaitu belajar membatik. Museum sudah menyediakan kain mori putih yang diberi sketsa gambar bunga-bunga. Bahan cairan malam sudah dipanaskan dan canting telah disiapkan.

Mulailah pemandu mengajari cara membatik. Canting dicelup di malam kemudian canting ditiup barulah dimainkan mengikuti motif batik di kain mori yang sudah disiapkan. Ternyata membatik memerlukan ketelatenan dan ketekunan tersendiri.

Proses Pembuatan Batik Tulis

Pengunjung memerlukan satu jam tersendiri untuk belajar membatik bunga yang ukurannya hanya 30 meter persegi. Jadi maklum saja jika harga batik tulis mahal karena selembar batik memang perlu waktu yang cukup lama. Sebagai gambaran, satu bulan waktu yang diperlukan untuk membatik ukuran kain panjang 3 meter secara tulis.

6 Pasar Seni yang Populer di Bali

Pasar seni di Bali memang memiliki ciri khas tersendiri. Setiap daerah di Indonesia mempunyai pasar tradisional dengan keunikan dagangan masing-masing. Sementara di Bali, selain pasar tradisional yang menjual kebutuhan sehari-hari, dikenal pula istilah pasar seni.

http://bali.panduanwisata.com/files/2012/02/pasar-tradisional-ubud2.jpg


Pasar seni menjadi semacam tempat belanja oleh-oleh bagi para wisatawan, baik asing maupun nusantara. Ciri khas yang paling kentara dari pasar seni adalah saat memasuki pasar adalah warna-warni mencolok dari berbagai produk yang dijual.

Ada banyak pasar seni di Bali. Rata-rata menjual barang yang mirip. Harga pun tak jauh berbeda. Pengunjung dapat membeli aneka produk garmen seperti baju bambu, celana pantai, kain pantai, sampai kaus dengan corak khas Bali.

Atau, aneka kudapan khas Bali seperti kacang asin Bali ataupun brem Bali, bisa Anda temukan di pasar seni. Pilihan lain adalah aneka lukisan dan patung. Bisa juga membeli prroduk perawatan tubuh seperti lulur Bali atau aromaterapi.

Sayangnya, sejak toko oleh-oleh semakin menjamur, pasar-pasar seni ini seakan mulai kehilangan pamor. Kehadirannya mulai meredup. Kalah bersaing dengan toko oleh-oleh dengan ruangan ber-AC dan harga tetap, tanpa perlu repot menawar.

“Di Gianyar selatan, ada Pasar Sukawati yang menjadi pusat perdagangan seni. Memang saat ini bersaing ketat dengan toko oleh-oleh yang gencar dibangun di Badung. Tak hanya Pasar Sukawati yang merasakan ini, tapi juga pasar seni lainnya seperti Pasar Kuta dan Kumbasari,” ungkap Bupati Gianyar Bupati Gianyar Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati beberapa waktu yang lalu.

Seperti di Pasar Sukawati, ungkap Tjokarda, selain persaingan dengan toko oleh-oleh, pasar tersebut juga menghadapi kendala keterbatasan parkir. Pihaknya sendiri berencana untu merelokasi Pasar Seni Sukowati.
Ia pun berharap agar wisatawan, terutama turis lokal, untuk mempertimbangkan berbelanja di pasar seni, agar eksistensi pasar seni tetap lestari. Sementara itu, beberapa turis menuturkan bahwa terkadang penjual di pasar seni menawarkan dagangan secara memaksa.

“Harga yang ditawarkan juga sering tinggi sekali. Jadi kita mau nawar juga sudah malas. Padahal kita sudah sering ke Bali dan sudah tahulah harganya itu berapa,” kata Ade asal Jakarta.

Sejatinya, berbelanja di pasar seni dan di toko oleh-oleh memang tak bisa dibandingkan. Di pasar seni ada sensasi tersendiri saat harus berinteraksi dengan pedagang, termasuk saat menawar dan memilih barang. Suasana pasar memang menghadirkan aura yang berbeda.

Jika Anda ingin mendapatkan pengalaman yang lebih saat berbelanja oleh-oleh atau sekedar melihat aktivitas para pedagang, pasar seni memang tepat menjadi tujuan wisata Anda. Ada banyak pasar di Bali yang menjual oleh-oleh, namun berikut 6 pasar seni yang populer bagi turis mancanegara.

Pasar Seni Kuta. Turis-turis asing sering membeli kaus-kaus Bali dengan bahan rayon atau katun tipis di pasar ini. Bukan untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh, melainkan untuk dipakai selama pelesir di Bali. Produk paling dicari adalah kaus berlogo bir lokal yang digemari turis-turis Australia.

Lokasinya strategis dekat pusat keramaian pariwisata Bali, sehingga banyak turis asing yang tertarik membeli karena iseng lewat saja. Banyak kerajinan seni seperti patung ukiran dan lukisan yang dijual di pasar ini. Gambar dan motif pun beragam, tak selalu mencirikan budaya Bali.

Pasar ini buka dari sekitar jam 8 atau 9 pagi dan tutup agak malam sekitar jam 7. Letaknya dekat dengan Pantai Kuta dan Jalan Kartika Plaza.

Pasar Badung. Segala macam kebutuhan dan benda seni ada di pasar ini. Mulai dari aneka kebutuhan sehari-hari sampai perlengkapan upacara adat Bali. Pasar ini bisa menjadi pilihan destinasi untuk skedar mampir mengenal kuliner dan bahan-bahan khas masakan Bali

Mulai dari membeli kopi Bali ataupun bokor Bali, wadah untuk menaruh sajen yang terbuat dari aluminum. Anda bisa membelinya untuk ide-ide menghias rumah Anda. Selain itu, Anda bisa membeli kaus bambu, celana pantai, dan produk-produk garmen khas Bali lainnya.

Sebaiknya beli kaus dan celana dalam jumlah banyak, seperti 1 lusin atau 1 kodi, untuk mendapatkan harga grosir. Jika merasa terlalu banyak, 1 lusin kaus bisa untuk oleh-oleh teman dan kerabat Anda saat Anda pulang nanti.

Pasar yang satu ini memang berada di lokasi sibuk perdagangan. Letaknya di Jalan Gajah Made, Denpasar. Di dekat Pasar Badung, terdapat Jalan Sulawesi yang terkenal sebagai tempat membeli kain kebaya dan pakaian tradisional Bali.

Pasar Badung mungkin tempat yang paling dikenang ketika sudah meninggalkan Bali. Pasar itu sungguh mengasyikkan karena menjual semua kebutuhan sehari-hari mulai dari ikan teri sampai perlengkapan upacara adat Bali yang "berat-berat", yaitu tedung dan songket yang harganya di atas Rp 500.000.

Pasar Kumbasari.
Pasar yang satu ini letaknya dekat dengan Pasar Badung. Pasar Kumbasari terkenal sebagai pasar grosiran. Barang-barang kerajinan yang biasa dijual sebagai suvenir di kios-kios di Kuta dan sekitarnya, banyak yang mengambil barangnya di Pasar Kumbasari

Anda bisa membeli pakaian dan aksesoris mote khas Bali. Tak hanya barang-barang kecil, namun ada pula patung dan ukiran. Lalu, ada pula berbagai mebel dan pernak-pernik untuk mengisi rumah. Aneka anyaman bambu seperti besek sampai ingke bisa Anda dapatkan di pasar ini.

Jika Anda berminat membeli dalam jumlah banyak, di sinilah lokasi yang tepat. Namun, membeli dalam jumlah kecil pun tak masalah. Pasar Kumbasari berada di Jalan Sulawesi, Denpasar, dan masih dalam satu kawasan dengan Pasar Badung.

Pasar Sukawati.
Pasar yang satu ini memang sangat terkenal bagi kalangan wisatawan domestik. Anda bisa berbelanja kain pantai, celana dan pakaian dengan motif-motif Bali, tas anyaman khas Bali, sampai sandal-sandal mote yang cantik.

Lukisan-lukisan Bali termasuk yang diburu di pasar ini. Karena pasar ini dekat dengan desa-desa pusat pembuatan kerajinan Bali, maka Anda akan menemukan banyak model patung dan ukiran Bali. Pasar Sukawati terletak di perbatasan antara Denpasar dan Gianyar. Seakan menjadi “pintu” pertama untuk masuk ke Gianyar.

Sebaiknya datang di pagi hari, saat belum banyak orang yang datang untuk berbelanja. Proses menawar pun lebih mudah dilakukan di pagi hari, saat pedagang baru memulai aktivitas. Sebab, “pamali” jika menolak pembeli di awal berdagang.

Pasar Guwang.
Pasar ini kalah populer dengan Pasar Sukawati. Padahal secara jarak, kedua pasar ini sangat berdekatan. Pasar Guwang terletak di Desa Guwang, Gianyar. Dari Pasar Sukawati jaraknya hanya sekitar 500 meter.

Pasar ini terkesan lebih rapi daripada Pasar Sukawati. Namun, salah satu hal yang mencolok adalah tempat parkirnya yang luas. Pasar Guwang tergolong baru dan memang dibangun untuk mendukung Pasar Sukawati.

Bus-bus wisata mudah masuk ke pasar ini karena lahan parkir yang tersedia memang memungkinkan untuk bis. Barang yang dijual pun sama dengan Pasar Sukawati. Anda tetap harus menawar sebelum membeli.

Pasar Ubud.
Masih menjual produk-produk yang serupa dengan pasar-pasar seni lainnya. Anda dapat membeli tas anyaman, baju-baju bertuliskan Bali, pakaian tradisional Bali, sampai patung dan lukisan.

Coba juga aneka jajanan pasar yang dijual di pasar ini. Sebaiknya datang di pagi hari. Sebab, siang hari biasanya dipadati oleh rombongan turis. Ingatlah untuk menawar harga sebelum Anda membeli. Serta, jelajahi terlebih dahulu pasar sebelum Anda membeli.

Pasar ini tergolong luas, sehingga Anda perlu masuk ke dalam untuk mendapatkan harga dan barang terbaik. Juga cobalah naik ke lantai-lantai atas. Kebanyakan turis hanya melihat-lihat dan membeli barang di bagian depan pasar. Pasar ini juga pernah menjadi lokasi shooting film Hollywood “Eat, Pray, Love” yang dibintangi Julia Roberts.

Lokasi pasar ini sangat strategis, persis di depan Puri Agung Saren Ubud. Tepatnya di persimpangan Jalan Monkey Forest. Pasar ini berada di pusat Ubud. Oleh karena itu, turis-turis yang menginap dan berjalan-jalan di sekitar pasar pun menyempatkan diri mampir di pasar ini.

Pantai Panjang Bengkulu

Objek Wisata Pantai panjang bengkulu sangat eksotis dengan hamparan pasir putih membentang sepanjang 7 km yang masih alami dapat membuka inspirasi akan kebesaran yang maha pencipta. Pantai ini berada disebelah barat Kota Bengkulu. Untuk mencapai lokasi yang hanya berjarak 1.5 km dari pusat kota ini dapat ditempuh dengan naik Sado atau Delman yang merupakan angkutan tradisionil yang ada di Kota Bengkulu.

http://tempatberlibur.files.wordpress.com/2012/01/pantai-panjang-4.jpg

Sambil menyelusuri pantai kita dapat menikmati Sunset pada sore harinya. erbagai aktivitas wisata atau rekreasi pantai yang dapat dilakukan antara lain seperti olah raga air dan pantai, panorama laut, sunset view, rekreasi keluarga dan out bound.

http://wisatabengkulu.com/images/stories/KPH_KOTA_REJANG_SELUMA/pantai%20panjang%202.jpg

Disekitar kawasan pantai dengan mudah ditemui banyak penginapan dengan tarif yang relatif dapat terjangkau. Di sepanjang pantai juga kita dapat menikmati pangan khas bengkulu.

Pura Taman Ayun Bali Jadi Warisan Budaya Dunia

Pura Taman Ayun di Kabupaten Badung, Bali, dijadikan sebagai salah satu Warisan Budaya Dunia dalam sidang tahunan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (Unesco) ke-36 di Rusia.

Pura Taman Ayunan, Badung - Bali

"Setelah melalui proses panjang, akhirnya 21 negara anggota komite WBD menetapkan subak sebagai implementasi Tri Hita Karana, termasuk di dalamnya Kawasan Pura Taman Ayun sebagai WDB," kata Bupati Badung Anak Agung Gde Agung, melalui siaran persnya yang diterima ANTARA di Denpasar, Minggu.

Dia mengatakan, sidang berjalan alot bahkan terjadi perubahan jadwal termasuk pembahasaan tentang warisan budaya dari Indonesia.

Namun, tambah Gde Agung, delegasi dari Indonesia merasa bangga karena saat empat situs budaya Bali dipresentasikan para peserta sidang menyimaknya dengan serius.

"Para delegasi peserta dari negara lain memberikan apresiasi yang luar biasa pada sistem pengairan subak yang sudah teruji keberhasilannya sejak abad ke-12," ujarnya.

Bupati mengungkapkan, setelah mendengarkan penjelasan tentan sistem pengairan tradisional Pulau Dewata itu, langsung memutuskan dan mengukuhkan jika subak dan situs budaya tersebut dijadikan sebagai WBD.

Menurut dia, penetapan Pura Taman Ayun sebagai WBD merupakan hal yang sangat dinantikan setelah 12 tahun untuk mendapatkan pengakuan tersebut.

"Hal ini merupakan bentuk apresiasi Unesco sebagai representasi masyarakat dunia atas nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Bali yang telah mengimplementasikan Tri Hita Karana dengan baik, yang salah satunya tercermin pada situs Pura Taman Ayun," katanya.

Wednesday, 1 October 2014

Half Day Sight Seeing Bali Tours

When time is of the essence DeafWisata Half Day Sightseeing Tours offers afternoon tours of Bali’s most popular and scenic sites, Tanah Lot and Uluwatu. Both tours give you the chance to see these majestic temples at sunset and the opportunity to stop at Bali’s Jimbaran Beach for a delectable BBQ seafood dinner.

If you’re in transit or your flight is late afternoon and all you have time for is quick morning tour that can be arranged as well. We’ll be happy to help just us send an email.

About Deaf Wisata!

Indonesia-Tourism.com is the Indonesia's tourism web that contains wide variety of Indonesia’s travel information along with the facilities required by all travelers. Indonesia-Tourism.com also acts as a website that promotes businesses in tourism sector through the thousands of pages, which is capable of clicking pulley Indonesia's websites is better known by the world tourists.

Find us on Facebook

Archives